Pada tahun 60 an seorang guru olah raga dari sebuah sekolahan bernama Budi Darma (Budi Leng) juga sebagai seorang pejudo di negara kita yg cukup terkenal dijaman itu, beliau mengembangkan judo dengan mendirikan dojo dengan JAD (Judo Association Djakarta) para murid judo ada Siauw Hay Tjiap (Hartono Syarif) Kwan Liem dkk.
Sekitar ditahun 67 an negara kita mulai dikenal olah raga bela diri Jepang yg dinamakan KARATE, maka bpk. Budi Darma yg hidup melalui mangkok nasi dari olah raga mencari dan membeli buku tentang KARATE,, maka dipelajari dan dipraktekan di dojo, dan mulai dikembangkan dan dojo tersebut di rubah dengan nama JKAD (Judo Karate Association Djakarta).
Suatu hari pada saat latihan berlangsung, karena suara berisik terdengar dari luar, maka seorang mahasiswa Jepang yg bernama Kunihiro Ishi masuk dan melihat latihan tsb, setelah selesai latihan, mahasiswa tsb mendekat dan bertanya pad bpk. Budi Darma, dikatakannya bahwa tehnik karate yg diajarkan ada kmiripan dengan tehnik karate yg dipelajarinya, maka apakah bpk. Budi Darma bersedia diarahkan tehniknya agar lebih bagus dan terarah? Mahasiswa Jepang tsb memperkenalkan diri sebagai murid dari Gojuryu Shinbukan Jepang tingkat DAN II.
Suatu hari pada saat latihan berlangsung, karena suara berisik terdengar dari luar, maka seorang mahasiswa Jepang yg bernama Kunihiro Ishi masuk dan melihat latihan tsb, setelah selesai latihan, mahasiswa tsb mendekat dan bertanya pad bpk. Budi Darma, dikatakannya bahwa tehnik karate yg diajarkan ada kmiripan dengan tehnik karate yg dipelajarinya, maka apakah bpk. Budi Darma bersedia diarahkan tehniknya agar lebih bagus dan terarah? Mahasiswa Jepang tsb memperkenalkan diri sebagai murid dari Gojuryu Shinbukan Jepang tingkat DAN II.
Tawaran tsb diterima dengan baik oleh bpk. Budi Darma, dan tehnik mulai berubah.
Sensei Kunihiro Ishi pun kembali lebih aktif berlatih di Shinbukan honbu, hingga mengambil tingkat yg lebih tinggi serta melaporkan perkembangan cabang di Indonesia, atas persetujuan Urakawa shihan (DAN IX) maka dengan syarat penyesuaian tehnik, bpk. Budi Darma diberikan tingkat DAN V.
Seiring dengan bumingnya karate di tanah air kita, maka bertambah p[ula para murid yg berlatih, dengan nilai rajinnya latihan para murid, maka sensei Kunihiro Ishi akan memilih yg terajin dan berbakat untuk dikirim berlatih ke honbu.
Diantara murid yg terpilih adalah :
1. Yanche Rompas
2. Ukas Mihardja
3. Edison Tampubolon.
4.
Berkisar tahun 71 an dikirimlah mereka bertiga, untuk berlatih di honbu.
Namun ternyata peraturan di honbu, harus bayar uang penginapan setiap bulan, maka mereka bertiga sambil bekerja keras sambil berlatih.
Seiring dengan berkembangnya Gojuryu di Jepang, di Gojukan honbu yg dipimpin oleh Yamaguchi Gogen shihan saat itu mulai mempelopori berdirinya persatuan Gojuryu seluruh Jepang dengan nama GOJUKAI, telah hadir seorang murid asal Indonesia yg juga sebagai seorang pegawai kedutaan Indonesia di Jepang bernama Setio Haryono, maka bpk. Setio Haryono sekembali ke tanah air, membuka dojo sekaligus organisasi karate dengan nama Gojuryu Karate-do Indonesia disingkat dengan nama GOJUKAI, bukan berartikan persatuan Gojuryu Indonesia.
Disisi lain tentang 3 murid dari Indonesia yg kesulitan mendapat kerja, sdr. Yance Rompas di kedutaan ditawari untuk berlatih ke Gojukan honbu, maka beralihlah latihan dan menyatakan keluar dari Shinbukan honbu.
Maka sekembali ke tanah air, sdr. Yance Rompas bukan lagi menjadi anggota Gokasi, maleinkan menjadi anggota Gojukai.
Selang beberapa tahun kemudian, sdr. Ukas Mihardja kembali ke tanah air, bermaksud memberikan peralihan tehnik dari honbu kepada bpk. Budi Darma, namun mendapat tolakan, karena terjadi salah paham dan dianggapnya sebagai niat merusak mangkok nasi, dan malah dianjurkan mendirikan organisasi tersendiri, dan akhirnya didirikan dengan nama BHINEKA SAKTI.
Disamping itu, tidak ketinggalan sdr. Siauw Hay Tjiap (Hartono Syarif) yg pada saat itu sebagai bisnisman yg sering keluar masuk Hong Kong, dan beberapa kali berlatih di dojo Gojuryu Hong Kong, beliau juga pernah berlatih di Gojukan honbu, karena diseluruih dunia sedang digalakan persatuan Gojuryu, sedangkan beliau tidak mendapat induk afiliasi tehnik, maka beliau pun mendirikan organisasi dengan nama GOJURYU ASSOCIATION INDONESIA atau disingkat Gojuryu Ass, bukan berarti sebagi wadah persatuan Gojuryu di Indonesia, dan beliau menginduk / afiliasi tehnik ke Gojuryu Hong Kong, namun hubungan ini tidak berlangsung lama.
Saat itupun ditanah air telah dibenahi organisasi karate dengan nama Persatuan Olah Raga Karate-do Indonesia atau disebut PORKI, dan Bhineka Sakti ditolah masuk, yg diterima sebagai anggota PORKI hanya Gokasi, Gojukai dan Gojuryu Ass.
Pada tahun 75 pertengahan Urakawa shihan bermaksud datang ke Indonesia, namun mendadak sakit, dan meninggal di bulan September’75.
Beliau meninggalkan seorang istri dengan 2 anak laki-laki, sibungsu Shintaro Urakawa (DAN III) dan adiknay Hiromitsu Urakawa (DAN I), sedangkan anak didik tertinggi Chiba sensei dan Himi sensei (sama-sama DAN VII) namun kedua murid tsb kurang aktif, sedangkan yg aktif adalah Igarashi Shoji sensei (DAN V).
Maka tugas dojo diserahkan pada Igarashi sensei yg mengurus, namun selang beberapa bulan, istri Urakawa shihan keberatan atas hal tsb, dan Igarashi sensei mengundurkan diri dari Shinbukan honbu, serta mendirikan DOSHIKAI yg didukung oleh Chiba sensei serta adik seperguruan mendiang Urakawa shihan yaitu Haruyoshi Kagawa shihan (DAN VIII), dengan demikian Shinbukan honbu diketuai oleh seorang DAN III, sedangkan di Indonesia Kunihiro Ishi sensei dan Budi Darma sensei sudah memegang DAN V.
Maka di Gokasi terjadi pergolakan, ada yg pro honbu dan ada yg pro Doshikai, Gokasi tetap berafiliasi pada honbu, sedang sebagian mendirikan Doshikai Indonesia, diketuai oleh seorang murid yg baru berlatih dari honbu bernama Hendri, beliau sebenarnya adalah murid dari sdr. Yap Hok Kiang (murid Budi Darma sensei) namun karena tehniknya bagus dan telah berlatih di honbu, maka rekan-rekan mendukung.
Tanto Nugroho
E-Mail: tantonugroho@hotmail.com
0 komentar:
Posting Komentar